Bidadari Untuk Dewa (Review Buku)

Sudah lama tidak menulis214502588_92bf0341-3b36-4f5f-bad3-d8de8a6df2a2_512_512kan catatan tentang buku yang saya baca belakangan ini ini. “Bidadari untuk Dewa ” menggelitik saya untuk kembali menuliskan rasa yang ada setelah mengikuti kisah sang tokoh, Dewa. Yah.. kelemahan saya dalam menulis adalah soal rasa… Jika ada rasa yang menghubungkan saya dengan tulisan tersebut maka semangat saya akan membuncah untuk menuliskan review. Jadi semua tentang rasa ya..  Ciyeeeh, uhuks.

Terus terang saya sudah jarang membaca novel, seiring bertambah umur selera bacaan saya bergeser. Saat banyak yang nawarin buku ini saya sedikit malas-malasan karena dalam fikiran saya oooh novel, ga dulu deh, bacaan saya masih numpuk.  Beberapa kali saya mendapat japri, email terkait  “Bidadari untuk Dewa” saya abaikan, sempat juga kecemplung bergabung di grup terkait pre-ordernya. Sampai terakhir teman lama yang sekarang yang juga rajin dagang buku menawarkan kepada saya dengan bahasa pertemanan yang membuat saya kangen masa-masa dulu kami rajin di klub buku. hehehe tanpa pikir panjang, saya oke in. “hi… temaaan yang tak kusebutkan namanya, hehehe dadah-dadah dulu ke layar , Thank you udah nawarin buku bagus ini yaaa”.

Namun pada akhirnya saya menyadari cara marketing buku ini sangatlah keren dan kekinian. Menggerakkan semua potensi yang ada, menumbuhkan rasa saling percaya dan Semangat untuk maju dan sukses bersama. TOP pokoknya untuk team yang mempersembahkan buku ini menjadi suatu karya sangat berharga.

Konon buku ini adalah karya mba Asma yang paling tebal lebih dari 500 lembar, merupakan kisah nyata dari toko utama Dewa Eka Prayoga, yang dulu hanya saya kenal sekilas dari sekelabat kisah dan tulisan-tulisan beliau di timeline fb sebagai Dewa Selling, Jagonya marketing. Membaca kisah perjuangan Dewa,  seperti ada bayangan orang-orang yang sangat saya kenal yang kisahnya serupa tapi tak sama dengan Dewa. Jatuh bangun dalam membangun usaha, rumahtangga dan persahabatan. Namun semuanya ditulis kembali oleh mba Asma Nadia dengan  khas gaya beliau yang sederhana, manis namun terasa hingga ke jiwa. Asma Nadia bangeeetlah pokoknya.

Saya tidak akan menulis ulang ringkasan buku ini, karena sinopsisnya gampang didapati di dunia maya. .

Namun yang ingin saya bagi disini adalah tentang perjuangan Dewa Eka Prayoga  yang sangat pantas menjadi sosok inspirator muda dengan kegigihan dan keyakinannya pada Allah yang akan membuka segala pintu rezeki untuk orang-orang yang bersungguh-sungguh meminta pertolonganNya. Dari banyak buku motivasi jaman now… (heheh memakai istilah kekinian) yang umumnya mengungkapkan tentang kerja kerja kerja tanpa menyisipkan rasa tunduk dan kerinduan pada sang Pencipta, di buku ini kita dibimbing untuk memahami sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar arti kata kerja dan materi yang diperoleh.

Ada kekuatan yang bisa mengubah dunia kita yaitu Allah yang Maha Pengasih, yang tak akan menyia-nyiakan setiap perjuangan dan doa hambaNya, ada orang tercinta di samping kita yang harus terus kita rengkuh cinta dan kasihnya, ada sahabat-sahabat yang tulus dan ikhlas yang selalu mendampingi saat bahagia maupun terpuruk dan yang terpenting adalah akan selalu ada orang yang tak akan suka dengan perjuangan, menjadi cambuk dalam perjalanan menuju sukses penuh berkah. Dan semua itu adalah harta paling berharga.

Pelajaran tentang pahit manisnya berumah tangga juga terangkum indah dengan kisah Dewa dan Bidadari-bidarinya, Haura dan Ibu mertua. Belajar Ikhlas dan sabar dari sosok Haura sang Bidadari tangguh berkarakter, membuat perempuan yang membaca akan mengikuti alur perasaan haura,   Asma Nadia adalah jagonya mengisahkan tentang hati wanita.  Jempooolaan.

Saya yakin ini bukanlah akhir dari perjuangan Dewa, karena usia Dewa Eka Prayoga masihlah sangat muda belia, baru 25 tahun, masih sangat panjang perjalanan yang akan beliau tempuh, Insyaallah sosoknya yang bersinar dan tertuang di buku ini bisa menjadi penyemangat bagi semua yang sedang bersunguh-sungguh dalam ikhtiarnya, merangkai impian menjadi kenyataan.

Saya tak sabar menanti versi layar lebar kisah Dewa dan Bidadari-bidadarinya.  Semoga terwujud..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar